Kututup mata,kucoba rasakan angin yang berhembus di padang rumput ini. Sudah kebiasaan sejak kecil, sepulang sekolah, sambil menenteng peralatan gambar, aku sesegera mungkin menuju padang rumput ini, lalu duduk di bawah pohon Sakura. Tujuanku memang hanya 1, bertemu bunga, angin, rumput, sungai, awan , dan pepohonan, khususnya pohon Sakura ini. Mereka semua..., teman-temanku.
Aku tak punya teman? kau salah besar bila berpikiran sempit seperti itu. Aku punya banyak teman di sekolah, hanya tidak akrab saja. Aku memang suka menyendiri, dan tidak terlalu suka keramaian. Dimata teman-temanku, aku sosok yang pendiam, selalu menghabisakan waktu istirahatku dengan menggambar, mereka pikir aku punya dunia sendiri yang tidak bisa ditembus, mereka pikir aku orang yang tertutup.
Aku... Sebenarnya aku hanya takut, aku malu untuk mengungkapakan apa yang aku pikirkan. Aku juga tidak pandai dalam memilih kata. Setiap akan mengucapkan sesuatu, kata-kata itu seakan berhenti di mulutku, di ujung lidahku, lidahku jadi terasa kelu tak mampu bergerak. Aku takut, salah memilih kata dan kalimat, aku juga takut bila perkataanku menyakitkan hati, atau tidak menarik. Karena itu,aku lebih memilih diam, lalu mulai menggambar apa yang aku inginkan, impianku, sesuatu yang harusnya aku lakukan tadi.
Hanya bunga,angin,pohon,rumput,dan awan yang selalu mengerti aku.Mereka mengerti, mendengar , dan merasakan apa yang aku rasakan, setiap kata yang aku ucapkan.
“Angin, aku sedih, nilaiku turun.”
“Pohon Sakura, hari ini aku ulangtahun, aku senang sekali.”
“Teman-teman aku menggambar kalian semua, bagus tidak? Kalian suka? “
Walaupun aku hanya berkata lirih, mereka selalu mendengar, selalu menjawab, lewat hembusan angin, daun-daun yang bergemerisik, sampai bunga yang bergerak seperti mengangguk-angguk. Jawaban mereka, suara-suara yang mereka hasilkan, semua itu seperti melodi terindah yang pernah kudengar.